Hampir satu bulan sudah kejadian yang sebenarnya mungkin adalah peristiwa biasa dimata kita, tapi menjadi perhatian yang besar dari masyarakat Inggris, yaitu hilangnya seorang anak gadis kecil ketika sedang liburan di Portugal.
Maddeleine, itulah nama anak gadis kecil berumur 4 tahun itu, yang diculik oleh orang tidak dikenal ketika sedng tidur di appartment bersama 2 orang adiknya.
Pada saat itu, kedua orang tuanya, sedang makan malam di restoran berjarak kurang lebih 120 meter dari apartment mereka.
Berita hilangnya anak kecil tersebut langsung menjadi headlines di media TV atau Suratkabar Inggris.
Yang bikin saya agak takjub adalah besarnya perhatian yang diberikan baik oleh masyarakat maupun pemerintah Inggris, mengingat sang ayah dan ibu hanyalah warga biasa, bukan selebritis ataupun keluarga kerajaan, apalagi juga bukan anggota Parlemen atau anak buahnya Tony Blair.
Kalau diperhatikan, memang warga Inggris sangatlah diperhatikan, kalau nggak bisa dibilang dimanja, oleh Pemerintahnya.
Betapa tidak. Mulai dari si anak lahir, pemerintahnya langsung memberikan uang di rekening anak itu sendiri, dengan tujuan untuk beli susu, popok bayi, pampers, atau juga kereta dorong (puschair).
Setiap bulan uang masuk terus kerekening si anak sampai dia berumur 16 tahun.
Gimana nggak enak.
Sekolah gratis, mulai TK sampai SMA. Kesehatan gratis. Dokter gigi, kacamata gratis.
Apalagi?
Bapaknya tinggal bekerja buat makan plus foya-foya.
Di PHK? Jangan takut. Di kasih duit kok sampai dapat kerjaan lagi, namanya job seeker allowance.
Trus, kalau anak cacat, jadi si bapak dan ibu mesti dirumah ngurusin anak, dapat duit lagi.
Pokoknya, apa yang diminta warganya, sejauh ada surat pendukung, pasti dipenuhi.
Saya mikir juga, banyak sekali duit pemerintahnya. Padahal sumber daya alam mereka nggak begitu hebat.
Ambil contoh Minyak Mentah. Cadangan Minyak mentah Indonesia saja yang 4,6 Milliar barrel, lebih banyak dari Inggris yang 4,5 Milliar barrel.
Natural Gas, jauh. Kita punya 90,29 Trilliun Cubic Feet, Inggris cuma 22,2 Trilliun Cubic Feet.
Kalau jumlah penduduk, apalagi, nggak usah diomongin lah. Inggris hanya 67 Juta orang, Indonesia sudah lebih 200juta.
Pendapatan terbesar Inggris, yang GDPnya tahun 2006 diperkirakan USD1,93 Trillion, diperoleh dari sektor finansial, insurance dan business services, yang kesemuanya berkedudukan di London, sebagai pusat perdagangan dan finansial dunia.
Dari uang yang luar biasa itulah, mereka bisa membangun negaranya, men-sejahterahkan warganya, walaupun tetap aja warganya dikenai pajak.
Tapi dengan insentif yang besar, seperti jika ibunya bekerja, maka bisa mendapatkan potongan pajak yang bisa digunakan untuk child care (Working tax benefit), child benefit, maka wajar saja banyak orang-orang, baik dari Afrika, Inda, Pakistan, Bangladesh, Srilanka, Timur Tengah, dan juga Indonesia berdatangan ke Inggris.
Tujuannya cuma satu: Menjadi warga negara Inggris untuk ikut menikmati fasilitas tadi.
Kalau saya, nggak lah. Saya lebih senang menjadi warga negara Indonesia yang bisa bekerja dan membuktikan kemampuan dihadapan “Orang Barat” bahwa saya juga bisa berhasil disini, ditanah “putih” walaupun kulit saya “cokelat”.
Anak-anak saya yang besar dari pendidikan barat, akan tetap saya ingatkan kepada “root”nya dan tentu saja bangsa dan negaranya, Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar